Sebagai
generasi muda kita harus memahami mengenai permasalahan yang ada di Indonesia
untuk membantu pembangunan ekonomi di Indonesia, khusunya dalam masalah Sumber
Daya Manusia. Dengan membaca materi-materi mengenai Pembanguan Ekonomi
Indonesia. Kita dapat mengetahui masalah yang dihadapi dan berbagai alternatif
untuk mengatasi masalah tersebut.
Sumber
Daya Manusia memiliki peran penting dalam pembangunan sebuah Negara. Maka
peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia sebagai investasi pembangunan sangat
di perlukan. Terutama di negara berkembang seperti Indonesia yang Sumber Daya
Manusianya masih kurang dari segi kualitas dan produktifitasnya.
Untuk dapat mengatasi masalah kurangnya kualitas dan
produktifitas Sumber Daya Manusia di negara berkembang seperti Indonesia. Maka
kita perlu memahami cara-cara meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia melalui
bidang pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan , dan migrasi.
1.
Kesehatan Rakyat dan Pembangunan
Kekurangan
gizi menjadi salah satu penyebab bagi gangguan kesehatan dan kematian yang
prematur. Sering tidak terpenuhi kebutuhan kalori sehari-hari yang diperlukan
secara minimal untuk menjaga kesehatan. Persyaratan minimal mengenai kebutuhan
kalori, protein, vitamin dan unsur-unsur mineral dalam makanan harus
diperhatikan dari sudut mutu SDM dalam proses pembangunan. Hal itu satu sama
lain mempengaruhi pertumbuhan fisiknya maupun kemampuan nalarnya dan
perkembangan mentalnya.
Dari
beberapa masalah dan target untuk meningkatkan SDM kita tidak terlepas dari
faktor ekonomi terutama masalah investasi yang sangat besar untuk meningkatkan
kualitas SDM supaya target pembangunan di masa datang dapat tercapai sesuai
dengan yang diharapkan. Untuk meningkatkan kualitas SDM perlu dipersiapkan
mulai dari kebutuhan makanan yang menyangkut dengan perbaikan gizi, sampai
kepada penyempurnaan pendidikan yang sesuai dengan tuntutan di masa depan.
Sudah barang tentu membutuhkan investasi yang sangat besar sekali terutama
untuk penyediaan sarana dan prasarana.
Untuk
perbaikan gizi pemerintah Indonesia telah memulai sejak PJP I yaitu
diterapkannya pemakaian Air Susu Ibu (ASI), penyediaan posyandu dengan tenaga
medis dan bermacam imunisasi untuk ibu hamil dan anak balita, perbaikan gizi,
semuanya ini untuk meningkatkan kualitas manusia masa depan dan menperpanjang
harapan hidup anak Indonesia. Sehingga pada PJP II diharapkan anak Indonesia
mampu menjadi manusia yang berkualitas yang dapat menyokong roda pembangunan di
masa akan datang.
2.
Peningkatan Kualitas SDM Melalui Pendidikan
Pendidikan
merupakan salah satu bentuk investasi dalam sumber daya manusia. Pendidikan
memberikan sumbangan langsung terhadap pendapatan nasional melalui peningkatan
keterampilan dan produktifitas kerja. Pendidikan berfungsi meniyapkan salah
satu input dalam proses produksi, yaitu tenaga kerja, agar dapat bekerja
dengan produktif karena kualitasnya. Hal ini selanjutnya akan mendorong
peningkatan output yang diharapkan bermuara pada kesejahtraan penduduk.
Titik singgung antara pendidikan dengan pertumbuhan ekonomi adalah
produktivitas tenaga kerja (labor productivity). Dengan asumsi bahwa
semakin tinggi mutu pendidikan, semakin tinggi produktivitas tenaga kerja, dan
semakin tinggi pula pengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi suatu masyarakat.
Hebatnya
suatu pendidikan suatu Negara sering menjadi cerminan tingginya kualitas SDM
tatanan warga bangsa tersebut. Pendidikan akan menjadi tolak ukur mutu SDM
dimanapun mereka berada. Jika kegitan pendidikan dilaksanakan dengan baik, maka
SDM pun akan kualified.
3.
Keadaan Ketenaga Kerjaan Di Indonesia
Salah
satu permasalahan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia dalam pembangunan
ekonominya adalah masalah ketenangakerjaan. Permasalahan yang dihadapi dalam
pembangunan ketenagakerjaan adalah tingginya tingkat penganguran dan setengah
pengangguraan karena banyaknya bidang usaha yang ditutup karena mengalami
pailit. Selain itu masih rendahnya tingkat kualitas dan produktivitas kerja,
serta belum memadainya perlindungan terhadap tenaga kerja termasuk tenaga kerja
Indonesia diluar negeri.
Melihat
kondisi di atas maka pembangunan ketenagakerjaan mempunyai tujuan untuk
menyediakan lapangan kerja dan lapangan usaha, sehinga setiap angkatan kerja memperoleh
pengkerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. Hal ini sesuai dengan
amanat UUD 1945 Pasal 27 ayat (2) dan ini merupakan ciri khas dari system
ekonomi kerakyatan. Selanjutnya dalam GBHN 1999-2004 diamanatkan bahwa
pembangunan ketenagakerjaan diarahkan pada peningkatan kompetensi dan
kemandirian tenaga kerja, peningkatan pengupahan, penjaminan kesejahtraan,
perlindungan ketenaga kerjaan, dan kebebasan berserikat. Disamping itu perlu
peningkatan kualitas dan kuantitas penempatan tenaga kerja ke luar negeri
dengan memperhatikan kompetensi, perlindungan, dan pembelaantenaga yang
dikelola secara terpadu dan mencegah timbulnya eksploitasi tenaga kerja.
Berdasarkan
arah kebijakan yang telah digariskan oleh GBHN 1999-2004 maka program-program
pembangunan bidang ketenaga kerjaan diarahkan kepada:
A. Perluasan dan Pengembangan Kesempatan Kerja
Adapun
sasaranya adalah memperluas kesempatan kerja dalam berbagai bidang usaha dan
menciptakan tenaga kerja mandiri, serta tersedianya system informasi dan
perencanaan-perencanaan tenaga kerja, melalui :
- Peningkatan pelatihan yang
berkaitan dengan teknologi tepat guna, pengembangan kewirausahaan, serta
keterampilan pendukung lainnya.
- Infestasi dan pengkajian
potensi kesempatan kerja, serta karakteristik pencari kerja (termasuk
informasi pasar kerja).
- Pembangunan pemukiman
transmigrasi baru serta pembinaannya untuk meningkatkan kesempatan kerja
dibidang pertanian.
- Penyempurnaan mekanisme
pengiriman, pembinaan, pembimbingan, dan seleksi yang lebih ketat, serta
perlindungan hukum yang memadai bagi tenaga kerja Indonesia yang bekerja
diluar negeri.
B. Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja
Adapun
sasaran ini adalah tersedianya tenaga kerja yang berkualitas, produktif, dan
berdaya saing tinggi baik di pasar dalam negeri maupun luar negeri, melalui :
- Pengembangan standarisasi dan
sertifikasi kompetensi.
- Peningkatan relevansi,
kualitas, dan efesiensi pelatihan kerja melalui pembinaan dan pemberdayaan
lembaga pelatihan kerja.
- Pemasyarakatan nilai dan budaya
produktif, pengembangan system dan metode peningkatan produktivitas, serta
pengembangan kader dan tenaga ahli produktivitas.
C. Perlindungan dan Pengembangan Lembaga Tenaga Kerja
Sasaran
dari program ini adalah peningkatan peran kelembagaan tenaga kerja
diperusahaan, perbaikan kondisi kerja, serta jaminan kesehatan dan keselamatan
kerja, melalui :
- Pembinaan hubungan industrial
dan perlindungan tenaga kerja.
- Peningkatan pengawasan norma
kerja, keselamatan dan kesehatan kerja, serta jaminan social kerja.
- Peningkatan perlindungan,
pengawasan, dan penegakan hukum terhadap peraturan yang berlaku.
- Peningkatan pembinaan
syarat-syarat kerja dan penegakan terhadap pelaksanaan peraturan
ketenagakerjaan.
4.
Migrasi dan Pembangunan.
Makin
pesatnya pembangunan dinegara-negara berkembang menyebabkan terjadinya
perpindahan penduduk dari desa kekota. Hal ini dipandang sebagai hal yang
menguntungkan bagi pembangunan ekonomi. Terjadinya migrasi internal dianggap
sebagai suatu proses yang alamiah dimana surplus tenaga kerja secara perlahan
ditarik dari sektor pedesaan untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja bagi
pertumbuhan industri di perkotaan.
Migrasi
juga dianggap suatu proses yang bisa menghilangkan ketidak seimbangan
struktural antara desa dengan kota melalui dua sisi, yaitu sisi permintaan dan
sisi penawaran. Dilihat dari sisi penawaaran migrasi internal ini cenderung
menambah pertumbuhan penawaran tenaga kerja (pencari kerja) di perkotaan
sementara di pedesan terjadi penurunan jumlah sumber daya manusia.
Dilihat
dari sisi permintaan, penyediaan lapangan kerja di perkotaan lebih sulit
dibandingkan dengan penyediaan lapangan kerja di pedesaan karena kebutuhan
sumber daya komplementer sektor industri. Selain tekanan kenaikan upah dan
tunjangan tambahan lainnya, permasalahan penyediaan lapangan kerja di perkotaan
juga masalah ketidak adaan alat-alat teknologi produksi padat karya yang dapat
mengimbangi kenaikan output sektor modern dengan kenaikan produktivitas
kerja.
Belum ada tanggapan untuk " Strategi Meningkatkan Kinerja Masyarakat Pribumi "
Posting Komentar